Mungkinkah Tertawa
Haruskah ku padamkan.. kedukaan ini.. dengan titis airmata.. dan menyayat hati.. ataupun biar dalam.. keadaan bergini.. Haruskah diriku.. kembali disini.. di depan dirimu.. yang tiada suri.. mungkinkah tertawa.. aku menanti diri.. Aku bertanya pada.. diri oh mengapa.. mengapa kita setiai.. kehidupan.. aku tersiksa.. Sejambak kasih bekal harapan.. terhapus di pertengahan jalan.. gugur bagaikan dedaunan.. tercemar kehormatan cinta.. Apa salahku.. hingga.. kau paling pada aku.. Aku bertanya pada.. diri oh mengapa.. mengapa kita setiai.. kehidupan.. aku tersiksa..
Sendiri Menyepi...
Sendiri menyepi.. Tenggelam dalam renungan.. Ada apa aku seakan ku jauh dari ketenangan.. Perlahan ku cari.. Mengapa diriku hampa.. Mungkin ada salah.. Mungkin ku tersesat.. Mungkin dan mungkin lagi.. Aku merasa.. Sendiri menyepi.. Ingin ku menangis.. Menyesali diri.. Mengapa terjadi.. Sampai bila ku begini.. Resah tak bertepi.. Kembalikan aku pada cahayaMU.. Yang sempat menyala.. Benderang di dalam hidupku.. Ku ingin cahayaMu.. Mendekati hidup ku..
Isnin, 7 Mac 2011
Iwan-Benang Biru
Kalau hanya untuk mengejar laki-laki lain
Buat apa sih benang biru kau sulam menjadi kelambu
Kalau memang sudah mendapat laki laki lain
Untuk apa sih tuak manis kau suguhkan untuk diriku
Sementara kasih sayang yang kuberikan
Engkau anggap tuk membayar hutang cinta yang ku pinjam
Kalau belum lunas mengapa tak menagih lagi
Kalau hanya untuk mengejar laki-laki lain
Buat apa sih benang biru kau sulam menjadi kelambu
Walaupun aku kalah didalam percintaan tetapi aku pernah
Merasakan jua kasih sayang belaianmu
Untuk apa bersumpah kau menutupi malu
semua orang tau
Siapa dirimu engkau yang membuat luka
Sekarang aku putuskan berpisah denganmu
Orang lain berlabu aku yang tenggelam
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan