Mungkinkah Tertawa

Haruskah ku padamkan.. kedukaan ini.. dengan titis airmata.. dan menyayat hati.. ataupun biar dalam.. keadaan bergini.. Haruskah diriku.. kembali disini.. di depan dirimu.. yang tiada suri.. mungkinkah tertawa.. aku menanti diri.. Aku bertanya pada.. diri oh mengapa.. mengapa kita setiai.. kehidupan.. aku tersiksa.. Sejambak kasih bekal harapan.. terhapus di pertengahan jalan.. gugur bagaikan dedaunan.. tercemar kehormatan cinta.. Apa salahku.. hingga.. kau paling pada aku.. Aku bertanya pada.. diri oh mengapa.. mengapa kita setiai.. kehidupan.. aku tersiksa..

Sendiri Menyepi...

Sendiri menyepi.. Tenggelam dalam renungan.. Ada apa aku seakan ku jauh dari ketenangan.. Perlahan ku cari.. Mengapa diriku hampa.. Mungkin ada salah.. Mungkin ku tersesat.. Mungkin dan mungkin lagi.. Aku merasa.. Sendiri menyepi.. Ingin ku menangis.. Menyesali diri.. Mengapa terjadi.. Sampai bila ku begini.. Resah tak bertepi.. Kembalikan aku pada cahayaMU.. Yang sempat menyala.. Benderang di dalam hidupku.. Ku ingin cahayaMu.. Mendekati hidup ku..

Selasa, 3 November 2015

di sini aku masih sendiri
merenungi hari-hari sepi
aku tanpamu, masih tanpamu
bila esok hari datang lagi
ku coba hadapi semua ini
meski tanpamu meski tanpamu
bila aku dapat bintang yang berpijar
mentari yang tenang bersamaku disini
ku dapat tertawa menangis merenung
di tempat ini aku bertahan
suara dengarkanlah aku
apa kabarnya pujaan hatiku
aku di sini menunggunya
masih berharap di dalam hatinya
suara dengarkanlah aku
apakah aku slalu dihatinya
aku di sini menunggunya
masih berharap di dalam hatinya
kalau ku masih tetap disini
ku lewati semua yang terjadi
aku menunggumu, aku menunggu
Suka · Komen · 

Tiada ulasan: